Can’t you see, can’t you believe And all they say it’s true lady rose ….

Kamis, 19 Maret 2015

FAKTA-FAKTA KOTA BANYUWANGI

Tidak ada komentar :
     

     Banyuwangi pernah dikenal sebagai kota pisang. Sebutan ini bermula dengan banyaknya tanaman pisang di Banyuwangi sekitar tahun 1980-an. Pada saat itu penduduk Banyuwangi banyak yang menanam pohon pisang di pekarangan rumah maupun kebun miliknya. Salah satu pisang Banyuwangi yang populer adalah pisang sobo, yang di daerah lain disebut pisang kapok atau pisang kapuk.

proxy?url=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com
       Prestasi Banyuwangi sebagai daerah produsen padi sudah teruji. Jika Jawa Timur adalah lumbung padi nasional, karena tercatat sebagai provinsi penghasil beras tertinggi di Indonesia, sebanyak 1,1 juta ton, maka Banyuwangi adalah lumbung padi Jawa Timur. Bahkan sumbangsih produksi beras dari banyuwangi cukup signifikan dalam menyokong penyediaan beras nasional.


       Banyuwangi memiliki sejumlah pantai yang terkenal dengan keindahan dan keunikannya. Misalnya Pantai Plengkung yang disukai para selancar profesional karena ombaknya yang berkelas dunia, begitu juga dengan pantai Pulau Merah yang tekstur pantai dan gelombangnya tidak kalah menawan, terdapat Penangkaran penyu di Sukamade dan pantai Ngagelan, Gugusan karang yang indah di Wongsorejo, hutan mangrove di Bedul yang memiliki 27 jenis mangrove terlengkap di Indonesia, pantai Rajekwesi yang pasirnya memiliki kandungan biji besi, pantai Pancur dengan pasir gotrinya, pantai Triangulasi dengan pasir putihnya dan keindahan panoramanya, pantai Parang Ireng dengan pasirnya yang hitam legam, pantai Teluk Hijau dengan airnya yang berwarna kehijauan.

proxy?url=http%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com
        Banyuwangi adalah satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki 3 Taman Nasional di wilayahnya. Yaitu Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Baluran. Secara geografis Banyuwangi juga memiliki potensi alam yang lengkap: di sebelah barat terdapat gugusan pegunungan Ijen, laut Selat Bali di sebelah timur, hutan belantara di sisi selatan dan utara, dan pantai dengan ombak yang bergulung-gulung di sebelah selatan yang berbatas dengan lautan Hindia. Kondisi tersebut menunjukkan kekayaan alam Banyuwangi yang luar biasa, yang sangat potensial dikembangkan sebagai industri pariwisata yang menawarkan sejuta petualangan. Banyuwangi dengan kekayaan laut, gunung dan hutan adalah surganya wisata petualang alam yang lengkap.

proxy?url=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com
         Banyuwangi Ijo Royo-Royo (BIRR) adalah suatu program penghijauan dari Pemkab Banyuwangi dibawah pimpinan Bupati Ratna Ani Lestari yang bertujuan untuk menciptakan Banyuwangi yang indah, teduh, sejuk dan ijo royo-royo, tidak banjir ketika hujan karena semua wilayah sudah ditanami pohon-pohon penahan erosi, sehingga diharapkan ke depan Banyuwangi bebas dari banjir.

proxy?url=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com
        Sejarah berdirinya Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan Blambangan, karena Blambangan merupakan cikal bakal dari Banyuwangi. Blambangan adalah kerajaan yang semasa dengan kerajaan Majapahit bahkan dua abad lebih panjang umurnya. Blambangan adalah kerajaan yang paling gigih bertahan terhadap serangan Mataram dan VOC serta Blambanganlah kerajaan yang paling akhir ditaklukkan penjajah Belanda di pulau Jawa.  Keruntuhan Blambangan dimulai dengan invasi VOC untuk menguasai bumi Blambangan yang sebelumnya menjalin hubungan dagang dengan Inggris. VOC tidak menginkan Blambangan yang saat itu sudah mulai berkembang menjadi pusat perdagangan dikuasai Inggris. Hal ini menyulut perang besar selama lima tahun (1767-1772).
       Dalam peperangan itu terdapat satu pertempuran dahsyat yang disebut Puputan Bayu sebagai merupakan usaha terakhir Kerajaan Blambangan untuk melepaskan diri dari belenggu VOC. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan VOC, yang sekaligus menandai berakhirnya kerajaan Blambangan. Selanjutnya VOC mengangkat R. Wiroguno I (Mas Alit) sebagai bupati Banyuwangi pertama.  Dan peristiwa perang Puputan Bayu yang mencapai puncaknya pada tanggal 18 Desember 1771 ini, kemudian dijadikan sebagai hari jadi Banyuwangi.
      Dengan demikian, menyebut Banyuwangi sebagai bumi Blambangan sesungguhnya menyiratkan upaya mengingatkan generasi muda Banyuwangi untuk tidak melupakan tentang sejarah, asal-usul dan latar belakang berdirinya Kabupaten Banyuwangi yang kita kenal sekarang. Bahwa Banyuwangi tidak lain adalah Blambangan di masa lampau.


       Gandrung adalah kesenian tari yang sangat populer di Banyuwangi. Kata “Gandrung” diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen.
        Tari Gandrung lahir dan tumbuh pesat di Banyuwangi. Di sekolah-sekolah, tarian ini banyak diajarkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler, begitu juga di masyarakat banyak sanggar-sanggar tari yang melestarikannya. Tari Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, petik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi.

proxy?url=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com
         Ini adalah sebutan baru untuk  Banyuwangi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggunakan tagline baru tersebut untuk mempromosikan Banyuwangi sebagai destinasi wisata. Sebutan ini menggambarkan bahwa Banyuwangi merupakan tempat terbitnya mentari pagi pertama di Pulau Jawa. Di saat orang-orang di kota lain di pulau jawa masih terlelap dalam tidurnya, masyarakat Banyuwangi sudah menikmati hangatnya sinar mentari pagi. Letak Banyuwangi yang berada di ujung paling timur Pulau Jawa, sangat pas dengan dengan jargon ini. Karena tidak ada satu pun daerah lain di Pulau Jawa yang bisa mengklaimnya selain Banyuwangi.

proxy?url=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com
       Dari semua julukan untuk Banyuwangi, mungkin yang masih belum banyak diketahui dan perlu banyak sosialisasi adalah sebutan Banyuwangi Kota Kopi. Banyuwangi sebagai Kota Kopi bukanlah sebutan yang mengada-ada. Ada berbagai alasan yang kuat untuk mengukuhkan sebutan Kota Kopi untuk Banyuwangi, diantaranya :
  • Banyuwangi dikenal sebagai daerah penghasil kopi berkualitas tinggi. Kopi Banyuwangi telah diakui sebagai salah satu kopi terbaik di dunia. Kualitas kopi Banyuwangi berada di peringkat 4 setelah Jamiaca, Hawai dan Toraja. Pada ajang Miss Coffee International 2012 yang berlangsung di Bali, para peserta yang berasal dari seluruh dunia diajak berkunjung ke Banyuwangi untuk mengenal kopi Banyuwangi. Mereka belajar menyangrai dan meracik kopi di desa Kemiren, dan meninjau perkebunan kopi di lereng gunung Ijen. Dipilihnya Banyuwangi karena dianggap memiliki kopi Robusta dan Arabica dengan kualitas rasa yang unik untuk dikenalkan kepada dunia. Ini menunjukkan bahwa kopi banyuwangi, selain mempunyai potensi besar untuk dikembangkan, juga memiliki kualitas yang baik

  •  Kopi Banyuwangi memiliki cita rasa yang khas dan unik, terutama kopi yang dihasilkan dari perkebunan yang berada di sisi timur dan sisi barat Gunung Ijen. Kopi yang dihasilkan antara sisi barat dan timur Gunung Ijen memiliki rasa yang berbeda. Perkebunan di sisi Timur menghadap laut dipengaruhi angin laut dan mendapat sinar matahari yang lebih banyak, sehingga kadar garamnya tinggi. Sebaliknya perkebunan di sisi barat dipengaruhi oleh angin gunung. Namun keduanya menghasilkan kopi yang sama enaknya dan bercita rasa tinggi.



         Berawal dari sukses penyelenggaraan kegiatan budaya Banyuwangi Ethno Carnival pertama pada tahun 2011 lalu, maka pada tahun-tahun berikutnya seakan tak terbendung lagi semangat dan kegairahan masyarakat Banyuwangi untuk mengangkat potensi dan budaya daerah melalui rangkaian  kegiatan yang dikemas dalam tajuk BANYUWANGI FESTIVAL.
Di kota lain juga punya acara festival. Tapi Festival Banyuwangi berbeda. Karena berlangsung selama 4 bulan berturut-turut, dengan tema dan segmen beragam.
Maka sejak 2012 acara Banyuwangi Ethno Carnival ditahbiskan menjadi agenda tahunan berbarengan dengan kegiatan lain, baik yang bersifat seni, etnik budaya, fashion, sport tourism sampai religi.
Dalam Banyuwangi Festival berbagai ragam acara disajikan sebagai bentuk etalase besar dari potensi wisata dan kekayaan budaya Banyuwangi yang beragam, lengkap dengan kehidupan sosial-budaya masyarakatnya yang terbuka, egaliter, dan mempunyai jiwa seni yang kuat. Sedikitnya ada 8 acara festival yang diadakan di Banyuwangi dalam satu tahun. Diantaranya Banyuwangi Ethno Carnival, Festival Batik, Festival Anak Yatim, Festival Jazz, Festival Kemiren, Festival Pemuda, Festival Kuliner, dan Festival Kuwung.


Itulah sedikit fakta dari kota banyuwangi . TERIMA KASIH

Tidak ada komentar :

Posting Komentar